“Aku Mencintaimu”, Tertanda HUJAN!
Terjebak
dalam belukar matamu
Terbakar
sinaran menyilaukan ketika engkau menatap
Terhanyut
ketika engkau menangis
Akhirnya
aku tak bisa kemana-mana,
Selain
kembali lagi pada matamu yang bening.
Damailah
hati, semesta bernyanyi
Kau
menjelma hujan,
Kau
rindu yang sampai di jemariku
Kau
rindu yang sampai di rumahku
Kau
rindu yang mengajakku menari
Kau
rindu yang sesakkan dadaku.
Akhirnya
padamu juga rindu berlari.
Harusnya
tak perlu lagi aku menunggu,
kuyakin
kau akan kembali bersama rintik hujan yang endapkan laraku.
Pada
sunyi telah kusabdakan mengenai kau dan aku
Yang
bersanding di pelaminan di atas awan kita kan satukan janji.
Aku mencintaimu,
Tertanda, HUJAN!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar