Isteriku Melayang, Anakku Menghilang
Sebuah peristiwa tragis baru-baru
ini menggegerkan seluruh warga desa, cerita yang bergulir dari mulut ke mulut
itu akhirnya sampai juga di tengah-tengah keluargaku. Tepatnya dibawa oleh
kakakku yang hari itu kebetulan sedang dolan ke rumah saudara yang tinggal di
daerah Jeneponto kota. Menurut informasi yang ia dengar, malam kamis 2 minggu
kemarin ada peristiwa yang sangat menakutkan sekaligus memilukan.
Ada seorang bapak-bapak yang pada
malam itu isterinya akan melahirkan, karena panik ia lalu membawa isterinya ke
rumah sakit terdekat. Ia berdua saja tidak ada yang mengantar, mereka adalah
sepasang suami isteri yang baru saja menikah dan menempati rumah barunya. Jadi tak
ada yang tahu kalau tengah malam itu isterinya akan melahirkan. Dengan kendaraan
bermotor ia pun membawa isterinya yang tengah menahan sakit itu ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, ia bergegas
menggendong isterinya tapi seorang suster sudah menghampirinya dengan membawa
kereta dorong. Sigap, iapun meletakkan tubuh isterinya yang sudah ber “ah” “uh”
itu di kereta dorong. Sang suster mendorong dengan cepat dan lekas membawanya
ke ruang pertolongan pertama. Sang suami sudah panik sebab takut terjadi
apa-apa dengan isteri dan anak yang masih ada di dalam kandungan itu. Ia lekat-lekat
menatap wajah isterinya, meremas tangan isterinya untuk menguatkannya.
Tiba-tiba sang suster mengucapkan
sesuatu.
“Pak,
tolong belikan isteri bapak air minum di apotik. Kelihatannya dia haus sekali.”
“Iya
sust.”
Sang suamipun buru-buru meninggalkan
ruangan dimana isterinya mendapatkan pertolongan pertama itu. Meninggalkannya bersama
seorang suster. Sekitar 2 menit sampailah sang suami tersebut ke apotik yang di
maksud, jaraknya tidak terlalu jauh. Tapi apotik tersebut berada di luar area
rumah sakit. Tepat di depan rumah sakit itu. Pemilik apotik sedikit kaget
melihat ada bapak-bapak yang tergopoh-gopoh dari arah rumah sakit.
“Darimanaki
pak?” Tanya pemilik apotik.
“Dari
rumah sakit pak, ada isteriku di dalam mau melahirkan. Mauka’ beli air minumt,
adaji?”
Mendengar ucapan bapak tersebut,
wajah pemilik apotik pucat pasi. Sehingga menimbulkan keheranan dari bapak itu
dan bertanya. “Kenapa pak? Kenapaki kaget begitu?”
“Pak,
bapak tidak tahu? Rumah sakit di depan itu sudah lama kosong, rumah sakitnya
sudah pindah ke rumah sakit yang baru tak jauh dari sini. Apa yang bapak
lakukan di dalam sana?”
Kalimat-kalimat yang diucapkan si
pemilik apotik membuat lutut bapak itu lemas dan nyaris terjatuh karena kaget
bercampur takut. Tanpa berlama-lama pemilik apotik berinisiatif untuk bergegas
masuk ke rumah sakit tersebut takut sudah terjadi apa-apa pada isteri bapak
itu.
“Pak,
ayo pak kita masuk cepat. Jangan-jangan isteri bapak sudah tidak ada.”
Seperti kesetanan kedua bapak itu
masuk ke dalam rumah sakit dan menuju ruangan dimana isterinya berada. Tapi ada
hal aneh yang segera disadari bapak itu, ternyata lampu rumah sakit yang tadi
dilihatnya sangat terang justru malah remang-remang. Selain itu, menurut
penglihatannya sesaat dia dan isterinya sampai di rumah sakit itu, ada banyak
orang berlalu lalang. Termasuk ada beberapa suster yang kelihatan sedang asyik
ngobrol dan salah satunya adalah suster yang menghampirinya dan membawakannya
kereta dorong. Ternyata semua itu hanya penglihatan palsu belaka. Rumah sakit
itu benar kosong melompong adanya. Tak ada siapa-siapa.
Ia dan pemilik apotik membuka
ruangan yang sudah tertutup rapat itu, ruangan dimana isterinya tadi ia
letakkan bersama seorang suster. Tadinya tak bisa terbuka, ia pun
berteriak-teriak memanggil isterinya tapi tak ada suara. Dengan susah payah
akhirnya pintu itu mereka dobrak dan terkuaklah semuanya, ruangan itu ternyata
juga remang-remang. Tak ada siapa-siapa kecuali tubuh isterinya yang sudah
membiru dan kaku. Perut yang tadinya membesar kini sudah kempes dan darah
berlinangan menetes ke lantai.
Sang suami kaget bukan main dan
menangis sejadi-jadinya mendapati tubuh isterinya telah kaku, nyawanya sudah
melayang sementara calon anaknya raib entang kemana. Hilang. Suster yang tadi
pun tak ada. Di ruangan itu tak ada apa-apa dan siapa-siapa. Justru malah
terkesan angker dan sangat menakutkan.
Peristiwa tersebut membuat siapa
saja yang mendengarnya akan berkidik ketakutan dan tak mau pipis sendirian di
rumahnya. Padahal jelas sekali kalau kejadiannya tuh di rumah sakit bukan di
rumah mereka. -_-
Sejujurnya saya juga sangat takut
pas menulis cerita ini, sangat takut malah. Makanya hanya menulis segini saja,
tidak mau menulis terlalu banyak. Cukup sekian dan terimakasih. Takut suster
itu datang dan mengetuk pintu kamar saya. Aaaaakkkkkkk tidaaaakkkkk......
Jeneponto,
24 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar